KUNJUNGI ke Yogyakarta terasa lengkap tanpa mengunjungi Keraton Yogyakarta. Berbagai bangunan dan pernak-perniknya istana masih dapat melihat sampai sekarang, meskipun tidak sekokoh seperti ketika pertama kali dibangun.
Taman Sari adalah salah satu istana baru dipulihkan, sebagai tempat pemandaian Sultan Yogyakarta. Taman Sari atau Pasiraman Umbul Binangun dibangun pada 1758 atau I atau Pangeran Mangkubumi jalur. Bangunan ini adalah kombinasi dari gaya Barok Eropa abad ke-18 oleh Ottoman dan Mongolia arsitektur.
Taman Sari konsep arsitektur dapat ditemukan di kebun Baroque mewah dengan tradisi Portugis, yang contohnya masih dapat ditemukan di Portugal. Karena ini adalah salah satu karya bersejarah satu insinyur Portugal, Pemerintah Portugal bersedia mendanai renovasi Taman, Sari Rp1 6 miliar dan sisanya dari dana total yang dibutuhkan Rp2, 5 miliar untuk renovasi berasal dari anggaran (Pendapatan dan Pengeluaran Anggaran).Berlangsung sekitar enam bulan untuk mengembalikan taman ini.
Rehabilitasi dilakukan bekerjasama Calouste Gulbenkian Foundation, Keraton, Pusat Studi Lingkungan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Heritage Society (JHS), dan Pelestarian Warisan Arkeologi Hall.
Untuk memasuki taman esensi ini melalui jalan belakang, karena jalan telah ditutup oleh bagian depan rumah. Ketika kita memasuki pintu gerbang sudah terlihat beberapa orang pemandu siap membantu untuk berkelana ke seluruh wilayah Taman Sari.
Menurut cerita, tempat ini digunakan oleh Sultan HB I yang memiliki selir 20 orang untuk beristirahat dan bersantai. Sebuah kolam yang tidak terlalu lebar berukuran sekitar 12 x 30 meter dan kedalaman sekitar 1-2 meter dengan berbagai hiasan berbentuk unik menambah kesan kuno dan mistis dari bangunan ini.
Masih di taman lingkungan, kita akan melihat terowongan menurut cerita ini adalah lorong lorong penghubung yang berakhir di pantai Parang Tritis sekitar Parang Kusumo. Konon, raja-raja Yogyakarta selalu dikaitkan dengan Ratu Pantai Laut Selatan (Nyi Roro Kidul) dan melalui terowongan ini mereka mengadakan pertemuan dengan Ratu Selatan. Namun, aula sekarang ditutup karena usia tua dan ketakutan akan penyalahgunaan.
Di satu sisi ruang pintu masuk ada sebuah bangunan melingkar yang digunakan sebagai masjid oleh warga istana. Bangunan masjid ini sangat unik karena bundar dan berlantai dua dengan pintu yang menyerupai jendela di tiap lantai. Di tengah lingkaran ada tangga lina ke lantai dua, yang melambangkan lima rukun Islam.
Di bawah tangga ada sumur juga bernama gemuling digunakan sebagai ritual penyucian, tapi sekarang juga telah ditutup karena dikhawatirkan dapat membahayakan para pengunjung. karena umur bangunan yang sangat tua tembok yang menempel di kedua sisi dari banyak mengelupas. Selain faktor sejarah, tempat ini juga sangat terkenal sebagai tempat foto pre wedding.
Mandi lain masih dapat kita temui sisa bangunan tempat jamuan makan sultan yang terletak berdekatan dengan Taman Sari dan jalan ke Laut Selatan. Bangunan ini terletak tertinggi di antara bangunan lain, terutama jika kita masuk ke dalamnya, terlihat pandangan yang jelas ke kota Yogyakarta. Jika langit cerah, Puncak Merapi terlihat hijau dengan bagian atas kecoklatan.
Namun, bangunan ini telah kerusakan sangat parah, tetapi karena usia tua, tanpa menggunakan bahan perekat semen sama sekali sehingga kurang kuat. Terlihat di beberapa pondok yang membuat pandangan tidak menyenangkan karena tidak teratur dan kurang dijaga kebersihannya.
Ke depan, kita tentu berharap untuk Taman Sari, yang merupakan salah satu dari 100 situs dunia yang paling terancam (Situs Paling Endangedered 2004) dapat dipertahankan keberlanjutan.
Kamis, 21 Juli 2011
Tamansari Jogjakarta
10.38
Jogjakarta
No comments
0 komentar:
Silakan Bekomentar.!!!
Semakin banyak berkomentar, semakin banyak backlink, semakin cinta Search Engine terhadap blog anda
:7: :8: :9: :10: :11: :12:
Posting Komentar